Prihatin Kesehatan Warga, Mahasiswa Diminta Galang ‘People Power’

Oleh

Nagan Raya, Asatu.top - Seorang aktivis hukum Banda Aceh Teuku Juanda SH meminta mahasiswa di Pantai Barat Selatan untuk memperjuangkan nasib kehidupan orangtua mereka yang hidup berdampingan dengan Tambang Batubara dan PLTU Nagan Raya.

Menurut Juanda, kehadiran tambang batubara dan PLTU di Nagan Raya dinilai akan memudharatkan masyarakat akibat polusi beracun dan merusak lingkungan alam.

"PT Mifa Bersaudara dan PLTU itu mereka hanya mengambil untung saja. Mereka tak peduli kesehatan bagi masyarakat. Sedangkan arus listrik disuplay ke daerah lain, sementara kita makan polusi beracun. Untuk itu, ayo mahasiswa, susun kekuatan masyarakat (people power)," kata Teuku Juanda, Selasa 23 April 2019.

Juanda prihatin terhadap kehidupan masyarakat dan generasi bangsa di Nagan Raya akibat pencemaran udara dari perusahaan batubara.

Senada dengan Teuku Juanda SH, seorang pecinta alam Aceh Darmawan menyebutkan, kehadiran tambang batubara dinilai telah merusak alam disekitarnya.

Penambangannya telah menimbulkan lubang besar yang menganga pada tanah sehingga penurunan muka tanah atau terbentuknya cekungan pada sisa bahan galian yang dikembalikan ke lubang galian.

Selain itu kata, Darmawan, bahan galian tambang apabila di tumpuk atau disimpan pada stock fliling dapat mengakibatkan bahaya longsor dan senyawa beracun dapat tercuci ke daerah hilir sehingga mengganggu proses penanaman kembali reklamasi pada galian tambang yang ditutupi kembali atau yang ditelantarkan terutama bahan beracun karena kekurangan bahan organiklhumus atau unsur hara yang tercuci.

Sebelumnya, santri Dayah Sufimuda menggelar demontrasi dengan cara memblokir jalan angkutan PT Mifa Bersaudara karena menutup akses lalulintas santri yang menuntut ilmu di situ.

Santri sengaja menutup lalulintas angkutan batubara milik perusahaan selain telah mengganggu jalur santri berzikir, juga karena perusahaan itu membangun jalan diatas tanah hibah milim Dayah Sufimuda

Komentar

Loading...