Organisasi Muhammadiyah Tidak Politik Praktis dan Tidak Mendukung Siapapun kandidat Penjabat Bupati

Oleh
IMG_20230926_125551

Nagan Raya, Asatu.top - Terkait dukungan  ketua Pimpinan Daerah 'Aisyiyah Nagan Raya Nafsiah Budiman, S.Pd.I terhadap perpanjangan Fitriany Farhas, AP, S.Sos., M.Si, Sebagai PJ Bupati Nagan Raya yang diberitakan diberbagai media media mainstream.

Tokoh masyarakat Muhammadiyah, Teuku Mursalin buka suara kepada Media Asatu. top melalui pesan singkat WhatsApp, Buya Syafii Maarif dalam prolognya atas buku Paradigma Politik Muhammadiyah karya Ridho Al-Hamdi mengatakan bahwa sikap dan posisi Muhammadiyah tentang politik tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks ruang dan waktu. Di tengah pergumulan itu, kata Buya Syafii, “Muhammadiyah tidak pernah berubah menjadi parpol (partai politik) dan tidak pernah berafiliasi pada kekuatan politik manapun” (2020: 11) .

Muhammadiyah sedari awal memang bukan gerakan politik. Persyarikatan yang berdiri tahun 1912 ini merupakan gerakan sosial-keagamaan yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, wabil khusus umat Islam di Indonesia. Dalam bahasa Haedar Nashir, Muhammadiyah “berkonsentrasi pada kegiatan-kegiatan dakwah dan pembaruan kehidupan tanpa terlibat dalam pertarungan politik” (2010: 230).

Jadi dirinya merasa heran dengan sikap, ketua Pimpinan Daerah 'Aisyiyah Nagan Raya, yang mengeluarkan statement mendukung perpanjangan mengatas nama organisasi Muhammadiyah.

Teuku Mursalin menjelaskan Muhammadiyah memiliki sebuah organisasi untuk kaum perempuan yang diberi nama Aisyiyah. Aisyiyah didirikan pada 19 Mei 1917 oleh Nyai Ahmad Dahlan. Organisasi ini bergerak dalam ranah sosial, pendidikan, kesehatan, dan keagamaan.

" Kalau memang memberikan dukungan perpanjangan penjabat bupati, jangan melibatkan organisasi , sebab dalam buku paradigma politik Muhammadiyah sangat jelas dijelaskan," sebut  Teuku Mursalin.

Jadi sambung Tokoh masyarakat Muhammadiyah Teuku Mursalin, organisasi Muhammadiyah tidak terlibat politik praktis dan tidak mendukung siapapun kandidat Penjabat bupati.

" Itulah Khittah Muhammadiyah,  Warga Muhammadiyah tersebar banyak partai politik itulah aset  Muhammadiyah yang berkhitman untuk kemaslahatan Umat melalui Muhammadiyah, Boleh mendukung namun atas nama pribadi bukan organisasi,"  tutup tokoh masyarakat Muhammadiyah, Teuku Mursalin, 26 September 2023.

Komentar

Loading...