Kampus UTU di Bawah Bayang-Bayang Predator Sexsual

Oleh

Nagan Raya, Asatu.top -- Kampus menjadi tempat intelektual dengan tanggung jawab moral dalam pemikiran dan pemikiran, apa jadinya kampus yang kita tempati menyimpan predator sexsual yang suatu-waktu bisa menerkam.

Pelecehan seks di lingkungan sering terjadi bahkan di seluruh dunia, berdasarkan data, peningkatan kasus sekssual terhadap perempuan sepanjang Januari sampai Juli 2021 terdapat 2.500 kasus. Angka ini melampaui catatan pada tahun 2020 yakni 2.400 kasus.

Sangat penting, kampus yang seharusnya mampu menjamin keamanan dan kenyamanan mahasiswa di dalamnya justru kadang-kadang tidak peduli dan memilih untuk menemukan kasus-kasus demi nama baik, korban lebih banyak untuk bungkam dibandingkan bersuara dan memilih melapor.

Kebanyakan mahasiswi yang memilih diam dan takut untuk melapor kerena khawatir akan ketakutan, ancaman berupa nilai, dan masih kuatnya stigma negatif masyarakat terhadap korban.

Harapan saya sebagai penulis, kampus harus membantasi segala bentuk seksual baik secara verbal mau pun non verbal, serta tindak tegas pelaku tindak seksual dikampus. kampus harus menjamin kenyamanan mahasiswa dan mahasiswinya dalam aktifitas belajar mengajar, dan juga kampus harus membuka ruang selebar lebarnya untuk korban yang bersuara dan melaporkan segala bentuk ingin yang dia alami.

Komentar

Loading...