Pentingnya Peran Milenial Terhadap Politik dalam Membangun Bangsa.

Oleh
Sekretaris DPD  II Partai Golkar Aceh Barat Mustafa Gaseu

Asatu.top - Dewasa ini, kita sudah tidak asing lagi dengan istilah "generasi milenial". Generasi milenial adalah generasi yang saat ini tengah menjadi pusat perhatian di berbagai bidang kehidupan. Entah itu bidang sosial budaya, ekonomi, hingga di bidang politik. Dari segala bidang kehidupan yang ada, politik menjadi sorotan utama. Pasalnya, peran milenial terhadap politik menimbulkan rasa penasaran hingga kini.

Mungkin kita bertanya-tanya, siapa sebenarnya generasi milenial itu? Ya, generasi milenial juga disebut sebagai generasi Y yang lahir setelah generasi X. Mereka lahir pada kisaran tahun 1981 hingga 2000.

Jika kita lihat saat ini, berarti generasi milenial berada pada usia antara 18 hingga 37 tahun. Hal yang paling menarik, generasi ini dianggap memiliki pemikiran yang unik dan berbeda bila dibandingkan dengan generasi sebelum-sebelumnya.

Kehidupan generasi milenial tidak bisa lepas dengan teknologi komunikasi dan informasi, khususnya internet. Karena hidup di era informasi seperti sekarang ini, tak heran jika mereka mampu mendapatkan berbagai jenis informasi secara transparan hanya dengan melalui internet saja.

inilah Pentingnya Peran Milenial Terhadap Politik

Seperti kita ketahui bahwa kualitas sumber daya manusia yang kita miliki, dapat menjadi penentu nasib bangsa dan negara di masa depan nanti. Namun, tidak hanya berperan dalam segi pengetahuan saja, melainkan juga berpartisipasi dalam isu maupun permasalahan yang berkaitan dengan politik.
Sebenarnya, konsep politik ini sudah ada sejak lama dalam pikiran manusia. Akan tetapi, belum memiliki sifat yang jelas karena dapat berubah-ubah.

Padahal, politik merupakan sebuah usaha yang dapat ditempuh oleh warga negara untuk mewujudkan kebaikan dan kepentingan bersama. Keberhasilan politik dalam sebuah negara tidak pernah lepas dari partisipasi semua masyarakatnya.

Tak terkecuali kalangan kawula muda terutama generasi milenial yang saat ini tengah menjadi pusat perbincangan. Kawula muda yang merupakan bagian dari generasi milenial ini, mendapatkan anggapan sebagai generasi paling tidak peduli dengan persoalan politik.

Bahkan, mereka juga cenderung memiliki keputusan untuk tidak ikut menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu. Selain itu, banyak kawula muda yang memiliki persepsi negatif terhadap politik.

Sebagian dari mereka, beranggapan bahwa politik merupakan dunia yang kelam. Dimana menjadi tempat monster politik yang saling memangsa satu sama lain demi kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu, bahkan tak segan-segan merugikan rakyatnya sendiri.
Meskipun demikian, tidak semua generasi milenial memiliki pandangan yang negatif terhadap perkembangan politik saat ini. Mereka juga memiliki keberanian untuk memberikan penilaian yang kritis dan berdasar.
Mengingat jumlah kawula muda khususnya generasi milenial tidaklah sedikit, tentunya sangat menentukan keberhasilan politik itu sendiri. Maka dari itulah, apresiasi mereka harus didengar dan harus diperhitungkan oleh para pelaku politik.

Sehingga kedepannya, politik kita memiliki pandangan baru yang dapat memberikan perubahan baik untuk kedepannya. Jika keberadaan generasi milenial ini sangat menentukan keberhasilan politik, lalu apa saja peran yang bisa mereka tunjukkan?

Mengantisipasi Serangan Berita Bohong atau Hoax pada Masa Kampanye di Media Sosial

Sebagai generasi yang tak bisa lepas dari teknologi khususnya internet, generasi milenial memiliki kendali yang lebih kuat terhadap perkembangan media sosial. Ini dapat menjadi peran milenial terhadap politik pertama kali.
Seperti yang kita tahu, beredar banyak sekali berita-berita bohong mengenai kondisi politik kita saat ini. Tentu saja ini dapat menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Generasi milenial dapat menghalau adanya serangan berita yang tidak benar melalui media sosial mereka. Sehingga tidak timbul kesalahpahaman yang merugikan berbagai pihak terutama di kalangan masyarakat.
Apalagi, berita yang ada di media sosial mudah dan cepat sekali beredar luas. Dengan peran generasi milenial yang notabenenya mereka adalah penguasa media sosial, dapat memberikan dan menunjukkan fakta yang sebenar-benarnya.
Generasi milenial mempunyai karakter yang sangat khas. Mereka memiliki antusias yang tinggi, penuh dengan semangat dan gejolak, serta kurang rasional.

Apabila mereka tidak dikendalikan, maka akan memberikan efek pada konflik-konflik sosial, terutama saat penyelenggaraan demokrasi. Namun, generasi milenial juga memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan mempunyai kemauan untuk terus mencoba.

Mereka juga memiliki semangat tinggi untuk berpartisipasi dalam kegiatan demokrasi meskipun berlatar belakang semu. Meskipun sebagai generasi yang sangat rentan terlibat dalam hal-hal negatif. Akan tetapi generasi ini memiliki sisi lain yang dapat menghalangi provokasi, isu-isu negatif, kebencian dan hoax dengan pemikiran kritis mereka.

Menyebarkan Konten Mendidik, Memberdayakan dan Membangun Karakter Nasional.

Peran milenial terhadap politik yang tak kalah pentingnya yakni memiliki peluang dan kesempatan untuk menyebarkan konten mendidik, memberdayakan, dan juga membangun karakter nasional. Dalam bidang politik, kita membutuhkan strategi semacam ini untuk menumbuhkan jiwa kepedulian terhadap lingkungan.

Pada dasarnya, generasi milenial memiliki literasi politik yang sangat baik. Tidak hanya melek politik untuk tahapan pemahaman saja.
Namun, mereka juga memiliki tindakan untuk mengimplementasikannya. Dengan kata lain, kepedulian mereka terhadap politik ditunjukkan dengan perbuatan atau action.

Generasi milenial yang memiliki pemahaman dan tindakan terhadap politik ini dapat kita bagi menjadi tiga golongan. Kita dapat menyebutnya sebagai tiga golongan literasi politik generasi milenial, yang antara lain adalah sebagai berikut:

Generasi Milenial dengan Literasi Politik Oral.

Generasi milenial dengan literasi politik oral ini, merupakan generasi milenial yang sering kali melakukan diskusi. Mereka dapat meluangkan waktu untuk saling berbincang baik secara santai maupun formal mengenai dunia politik.
Sebagian besar dari generasi milenial yang memiliki tingkat pemahaman oral secara politik ini, mereka akan sering membicarakan politik. Baik itu dari hal yang sederhana hingga hal yang paling kompleks sekalipun.
Mereka dapat membicarakan di berbagai tempat, misalnya Coffe Shop hingga kosan. Mungkin hal ini terlihat sangat sepele bagi sebagian orang, akan tetapi kegiatan ini menunjukkan bahwa generasi milenial tidak anti dengan yang namanya politik.
Selain itu, mereka juga dapat saling berbagi pemahaman tentang politik dan juga meningkatkan pikiran kritis mereka. Dengan bertambahnya pemikiran kritis terhadap politik, mereka tidak akan mudah tersesat dan terombang ambing oleh ajakan dari orang lain.
:Generasi Milenial dengan Literasi Politik Tulisan.

Generasi milenial dengan literasi politik tulisan ini, merupakan generasi milenial yang memiliki tingkat pemahaman politik dan ditunjukkan dengan cara yang unik. Mereka akan cenderung menunjukkan peran milenial terhadap politik dengan menjadi "netizen".
Di mana mereka memiliki kebiasaan untuk mengunggah konten politik, hingga memberikan tanggapan mengenai konten-konten politik tersebut dengan meninggalkan komentar. Baik itu, melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dan media sosial lainnya.
Akan tetapi, justru mereka enggan untuk membahas politik di dalam dunia nyata. Ada berbagai macam alasan yang membuat mereka tidak bisa melakukannya.
Pertama, mungkin karena mereka kurang bisa menyampaikan gagasan mereka tentang politik secara lisan. Kedua, atau mereka lebih mendapatkan sensasi tersendiri ketika menanggapi konten politik melalui media sosial.
Bahkan, sejumlah generasi milenial memiliki anggapan bahwa memberikan tanggapan dengan meninggalkan komentar atau hanya sekedar membaca tanggapan dari orang lain tersebut, menjadi hal yang sangat menyenangkan. Tidak hanya menambah wawasan, pengetahuan, dan dapat mengikuti perkembangan politik dengan baik saja, melainkan mereka juga menjadikannya itu sebagai sebuah hiburan.
Tak jarang, netizen memberikan tanggapan melalui komentar mereka yang diselingi dengan candaan. Alhasil, banyak bermunculan kreator-kreator membuat akun media sosial sebagai wadah kampanye politik melalui cara yang lebih kreatif.
Mengingat generasi milenial lebih menyukai hal-hal yang berbau kreatif, maka hal itu tidak hanya dapat menjadi hiburan semata tetapi membuat politik juga dapat diterima oleh mereka dan masyarakat luas.

Menjadi Agen Perubahan dalam Membangun Nasionalisme Generasi Muda.

Keterkaitan literasi politik generasi milenial memang sangatlah penting. Pada awalnya, generasi milenial memposisikan politik mereka dengan dua kaki. Arti dari pandangan ini, jika mereka masih belum yakin untuk menentukan siapa pilihan mereka, maka akan lebih senang untuk menerima semua calon legislatif maupun presiden secara terbuka.
Hal unik lainnya yang dapat kita lihat dari generasi milenial adalah, saat keterlibatan diri mereka untuk terjun ke dunia politik pertama kali, mereka cenderung hanya memberikan suara saja. Hal ini dapat kita lihat saat pemilihan umum. Tak jarang mereka justru menjadi hal yang menggiurkan untuk diajak bergabung oleh aktor-aktor politk.
Meskipun demikian, terdapat satu hal yang harus kita cermati lagi pada diri generasi milenial ini. Generasi milenial memiliki pendirian yang kuat ketika menentukan pilihan mereka.
Sehingga, mereka berhasil menjadi sosok yang sangat loyal terhadap apa yang menjadi pilihan mereka. Selain itu, pada era saat ini, generasi milenial tidak hanya berperan sebagai objek politik saja, akan tetapi mereka juga sebagai subjek yang berani membawa sebuah perubahan.

Jika kita mengacu pada kategori usia dan tahun kelahiran mereka, sudah banyak generasi milenial terjun langsung ke dunia politik. Mereka menjadi salah satu anggota parlemen atau bahkan menjadi kepala daerah.
Artinya, bahwa sebenarnya generasi milenial sudah mampu menjadi agen perubahan yang membawa semangat nasionalisme dengan cara yang sesuai dengan generasi mereka. Bahkan telah menjadi pelaku utama dari perkembangan politik nasional.

Membangun Bangsa dan Negara di Era Digital.

Peran milenial terhadap politik juga turut membangun sebuah bangsa dan negara. Bukan hanya itu saja, generasi milenial juga dikenal sebagai generasi yang memiliki pengetahuan tinggi, cerdas, dan pekerja keras, serta penuh kreatifitas.

Di tengah era yang serba digital ini, generasi milenial memiliki cara yang lebih mudah, cepat, dan bisa diterima untuk memperkenalkan politik. Tentu saja dengan memanfaatkan media sosial. Bahkan mereka dapat hidup secara seimbang, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Seperti yang kita tahu, media sosial saat ini menjadi media komunikasi yang paling banyak digunakan. Selain itu, media sosial juga mampu menciptakan keserempakan.
Dengan kata lain, masyarakat luas dengan jumlah yang relatif banyak memiliki kesamaan pada waktu yang sama untuk memperhatikan topik tertentu. Media sosial juga dapat kita sebut sebagai media online, dimana para penggunanya bisa dengan mudah memberikan partisipasi.

Tidak hanya itu, melainkan juga dapat berbagi informasi dengan menciptakan isi blog, wiki, forum, sosial network, jejaring sosial, maupun dunia virtual lainnya. Bila kita amati, blog serta jejaring sosial ini merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat saat ini.

Perkembangan yang pesat dari media sosial tidak bisa terbendung lagi, sehingga generasi milenial dapat menunjukkan peran sertanya dalam membangun bangsa dan negara melalui manfaat media sosial. Dimana mereka menggunakannya untuk kepentingan kampanye politik yang positif dan juga membangun.

Dengan demikian, media sosial akan memberikan dampak yang menguntungkan untuk masa depan negara ini lewat generasi milenialnya. Mereka akan bertambah cerdas dan menjadi bagian dari generasi emas sekaligus generasi terpenting Republik Indonesia.selain itu, mereka juga dapat memberikan andil dalam menciptakan civil society.

Tidak Hanya Berperan Sebagai Follower Tetapi Menjadi Trendsetter.

Generasi milenial memiliki cara yang berbeda untuk menyikapi perkembangan politik saat ini. Bahkan posisi mereka sangat diperhatikan.
Tidak hanya berperan sebagai pengikut saja, akan tetapi mereka juga memiliki andil untuk menentukan kemajuan dan keberhasilan demokrasi. Tidak hanya politik di tingkat daerah saja melainkan juga tingkat nasional.
Misalnya saja, dalam pelaksanaan pemilu yang selalu identik dengan perebutan kekuasaan. Perebutan kekuasaan ini dapat melahirkan persatuan maupun perpecahan. Salah satu kedua hal ini dapat terjadi berkat peran milenial terhadap politik.

Jika kita amati, banyak pandangan yang memberikan penilaian bahwa generasi milenial tidak mempedulikan politik. Namun, sebenarnya mereka adalah generasi yang memiliki kepedulian terhadap isu-isu politik.
Mereka memiliki minat terhadap kondisi politik yang terjadi. Generasi milenial cenderung ingin agar pandangannya bisa didengar dan dihargai.

Karena memiliki peran sebagai trendsetter, mereka lebih condong menunjukkan perubahan bila kita bandingkan dengan generasi sebelumnya. Mereka tidak lagi menekankan untuk berpartisipasi di dalam dunia politik melalui cara konvensional yang dinilai membutuhkan waktu lama. Misalnya saja dengan melakukan unjuk rasa di jalan, maupun tindakan politik lainnya.

Generasi milenial dapat menunjukkan partisipasinya melalui internet dan media sosial mereka. Hal ini dinilai lebih cepat dan mudah, sehingga berbagai informasi dapat tersebar semakin luas dan sampai ke semua kalangan masyarakat.

Peran milenial terhadap politik ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Mengingat pencapaian yang mungkin terwujud, tak ada salahnya jika perhatian kita mulai fokus ke generasi ini. Sebagai generasi penerus bangsa, tentunya keterlibatan generasi milenial di dunia politik harus menjadi pertimbangan kita bersama.

Penulis

Sekretaris DPD  II Partai Golkar Aceh Barat

Mustafa Gaseu

Komentar

Loading...