Opini : Rasisme Belum Berakhir

Oleh
Putri Reghina Anisa

Asatu.top - Rasisme merupakan permasalahan sedari dulu yang tidak pernah terselesaikan. Rasisme merujuk kepada kelompok etnis tertentu, ketakutan terhadap orang asing, menolak hubungan antar ras, dan perlakukan stereotip yaitu menganggap kebudayaan sendiri lebih baik dibanding kebudayaan lainnya. Rasisme tidak hanya terjadi di Indonesia. Rasisme bahkan terjadi di luar negeri seperti yang baru-baru ini terjadi adalah rasisme di Amerika Serikat. Isu rasisme ini ramai diperbincangkan dan memicu kemarahan dunia.

Hal ini terjadi pada George Floyd yang merupakan pria berkulit hitam. Kemarahan ini dipicu karena ketidak adilan dan rasisnya aparat terhadap orang sipil. Kematian ini menimbulkan demonstrasi di berbagai negara.

Di Indonesia, permasalahan rasisme juga menjadi salah satu perbincangan yang masih sangat hangat diperbincangkan. Hal ini ditandai dengan kembali viralnya video dari mahasiswa Papua yang mengatakan bagaimana mereka mengalami rasisme. Selain itu, beberapa gambar mengenai rasisme Papua juga viral di media sosial. Rasisme warga Papua tidak hanya kali ini terjadi, namun sudah sejak lama.

Permasalahan ini seakan tidak pernah menunjukkan titik terang. Beberapa demonstrasi telah dilakukan. Korban yang berjatuhan akibat demostrasi itu pun tidak sedikit. Berbagai kerusuhan juga telah terjadi dari yang kecil hingga besar. Namun, hal ini belum juga menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya saling menghargai, menghormati, dan tidak rasisme.

Rasisme yang telah melekat inilah yang menyebabkan orang yang mengalami rasisme ini kemudian takut untuk bergaul, takut untuk mendekatkan diri. Sehingga, permasalahan ini terus larut, tidak tahu kapan akan berakhir. Indonesia terdiri dari sangat banyak sekali ras, suku bangsa, dan daerah. Hal ini merupakan pemicu besar terjadinya rasisme di Indonesia. Untuk mencegah ini, pemerintah melalui pendidikan telah memberikan pembelajaran mengenai pentingnya menjaga kerukunan antar ras di setiap jenjang pendidikan. Namun, selalu terjadi, dimana teori tidak sesuai dengan praktek yang ada dilapangan. Beberapa masyarakat yang cenderung tidak sadar tetap melakukan hal tersebut. Pembelajaran budi pekerti dan agama yang mengajarkan untuk saling menghormati dan menghargaipun seakan hanya menjadi sebuah wacana. Nilai yang besar dalam pelajaran tersebut tidak menjamin orang tersebut bisa mempraktekannya dilapangan. Dalam sekolah pun masih sering terjadi rasisme, dimana beberapa anak sering merasa terkucilkan bahkan menjadi bahan bully dari teman-temannya.

Pada kehidupan sehari-haripun kita masih sering melihat, bagaimana masalah-masalah kecil mengenai perbedaan terjadi di masyarakat. Masalah-masalah kecil itupun kemudian menjadi hal yang besar di kemudian hari. Kita tidak bisa hanya duduk diam dan menganggap bahwa semua akan baik-baik saja. Setiap orang tentunya memiliki kesabarannya masing-masing. Jika hal rasisme terus terjadi, ini akan dapat membuat perpecahan yang besar terjadi di Bangsa Indonesia. Sekarang ini memang terlihat masih baik-baik saja. Namun, kedepannya kita tidak ada yang tahu, bukan?

Sulit memang untuk menyelesaikan masalah yang telah melekat sejak dulu kala. Namun sulit bukan berarti tidak bisa. Sesungguhnya permasalahan ini dapat diselesaikan dimulai dari diri sendiri. Kita harus sama-sama sadar bahwa kita manusia diciptakan untuk saling membutuhkan, saling menghargai, dan saling menghormati. Pembelajaran yang berupa teori disekolah itu harus diterapkan secara nyata di kehidupan, karena sesungguhnya itulah nilai terbaik, bukan hanya sekedar angka besar.

Semua orang tentunya menginginkan hidup dalam keamanan dan kedamaian. Keamanan dan kedamaian akan kita capai jika berhasil untuk mengendalikan diri sendiri terlebih dahulu. Selain itu, setelah kita bisa berbenah, kita bisa melanjutkan dengan melakukan cara kecil lainnya, yaitu mengajak dan mengingatkan orang disekitar kita yang melakukan kesalahan tersebut untuk tidak mengulanginya.

Hal sesederhana itu jika dilakukan oleh seluruh individu tentunya akan membuat Indonesia terjauh dari isu rasisme. Hal-hal ini memang kecil, namun hal-hal kecil inilah yang nantinya akan memberikan dampak besar bagi kerukunan ras di Indonesia. Ketika kita berhasil untuk menghargai ras lain, maka ras lain pula akan berani untuk berbaur, dan menunjukkan bahwa mereka tidak buruk seperti apa yang orang lain katakan. Kunci terpentingnya adalah saling berbenah dan saling menghargai.

Penulis

Nama: Putri Reghina Anisa
Instansi: Universitas UIN Ar-Raniry, Fak FUF, jurusan Sosiologi Agama.

Komentar

Loading...