George Floyd dan Rasisme

Oleh
Puri Tasya Rahmawani

Asatu.top - Baru-baru ini ramai di perbincangan mengenai dengan isu rasisme yang dilakukan oleh oknum polisi Ameria Serikat terhadap pria berkulit hitam bernama George Floyd. Tragedi ini, tulis AFP, bermula saat Floyd ditangkap karena diduga melakukan transaksi memakai uang palsu senilai US$ 20 (Rp 292 ribu) untuk melakukan transaksi di sebuah toko kelontong.

Dalam video yang viral memperlihatkan bahwa leher Floyd ditindih oleh seorang polisi berkulit putih bernama Chauvin selama hampir sembilan menit. Atas kejadian tersebut, Floyd pun di nyatakan meninggal dunia. Kematian Floyd memicu terjadinya kerusuhan besar di Amerika Serikat, mulai dari masyarakat biasa hingga artis ternama sepeti Shawn Mendes dan Ariana Grande ikut turun ke jalan untuk menyuarakan keadilan.

Para Demonstran pun semakin menjadi hingga merusak dan menjarah counter dengan merk ternama seperti Louis Vuitton, Apple, Nike, dan lain-lain. Keadaan semakin memanas ketika ditambah dengan beredarnya video berupa kekejaman polisi Amerika Serikat yang tak segan-segan melakukan perlawanan kepada demonstran seperti menabrakkan mobil polisi pada kerumunan demonstran, menyemprotkan bubuk merica kepada seorang anak kecil, mendorong demonstran (baik laki-laki maupun perempuan) dengan keras hingga terjatuh, dan lain-lain.

Mengutip dari laman berita Cnbcindonesia.com, survei di tahun 2018 yang dilakukan Politico dan Morning Consult, rasisme di AS memang makin buruk saat Trump menjadi pemimpin. Setidaknya 55% warga AS yang disurvei mengakui hal tersebut, sementara 18% tidak.

Kematian George Floyd merupakan salah satu bentuk ketidakadilan ras di Amerika Serikat. Rasisme merupakan suatu doktrin yang menyatakan perbedaan biologis yang melekat pada manusia menentukan pencapaian budaya atau individu suatu ras tertentu dan ras tertentu dapat memandang rendah ras lainnya. Rasisme telah menjadi faktor pendorong terjadinya diskriminasi sosial.

Tidak hanya di Amerika Serikat, rasis dapat terjadi dimana saja termasuk seperti yang ada pada lingkungan sekitar kita. Menganggap bahwa seseorang lebih rendah dari kita karena berbeda ras, suku, agama dapat membuat seseorang telah melakukan rasis kepada orang yang lainnya.

Rasisme dalam bentuk apapun merupakan hal yang sepantasnya dilawan. Berjuang melawan rasisme atau bersikap anti rasis merupakan hal yang harus dilakukan karena seluruh manusia berkedudukan sama dan setara di mata Tuhan. Tidak melihat dari ras apakah dia, latar belakangnya, warna kulit, agama. Manusia memiliki hak-hak yang sama tanpa perbedaan.

Penulis

Nama : Puri Tasya Rahmawani
Instansi: Universitas UIN Ar-Raniry,

Jurusan  : Sosiologi Agama

Komentar

Loading...