Sigap/ HIMAPA Silahturrahimi Dengan Wali Nanggroe

Oleh

Banda Aceh, Asatu.top - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Solidaritas Generasi Aceh untuk Perubahan (SIGAP) bersama Himpunan Mahasiswa Papua (HIMAPA) yang diketuai Yuspani, bersilaturrahmi ke Meuligo Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al-Haythar, Sabtu 16 November 2019.

Ketua Himpunan Mahasiswa Papua di Aceh Yuspani beserta delegasi ; *Tera Mirino* dari fakultas Kedokteran, *Oktavianus Yesnat* dari fakultas Ekonomi jurusan Ekonomi Pembangunan, *Yosimin Yikwa* dari Fakultas FKIP jurusan PKN, *Yuspani Asemki* dari jurusan Fakultas Fisip Jurusan Ilmu Pemerintahan (Universitas Syiahkuala) menyampaikan rasa syukur dan terimakasih atas kesempatan yang diberikan oleh Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh, disela sela kesibukan beliau yang cukup padat untuk menerima kunjungan kami.

“Terimakasih Ayahanda Malik Mahmud, atas kesempatan yang telah berikan. Kita sebagai mahasiswa Papua di Aceh, bangga kuliah di sini dan senang bertemu Paduka Yang Mulia Wali Nanggro Aceh yang didampingi Staf khusus Wali Nanggroe Dr M.Raviq, untuk bisa menggali kiat Aceh sukses merajut perdamaian pasca konflik,” ungkap Yuspani.

Dalam sesi pertemuan tersebut, mahasiswa Papua sangat serius mendengar dan mencermati nasehat PYM Wali Nanggroe seputar pengalaman dan kiat Aceh yang dinilai bisa sukses merajut perdamaian pasca konflik. Selain itu, mereka juga berbagi pengalaman seputar pembangunan ekonomi daerahnya masing-masing.

Disampaikan Yuspani bahwa,
"Mahasiswa Papua di Aceh lebih kurang berjumlah 74 orang. Selama berada di Aceh, kami semua diperlakukan secara baik tanpa ada diskriminatif. Malah diberapa event kegiatan festival budaya adat Aceh, mahasiswa papua pun ikut andil dilibatkan untuk turut berpartisipasi," pungkasnya.

Paduka Yang Mulia Tgk Malik Mahmud Al-Haythar , di usia senjanya masih terlihat cukup bersemangat dalam mengkisahkan historis perjuangan dan kisah kedekatan emosionalnya dengan tokoh pejuang Papua Merdeka. Dimana kala itu, beliau sempat berkolaborasi. Namun kini, elit dan masyarakat Aceh dan Papua sudah menyatukan diri dalam bingkai Negara Kesaruan Republik Indonesia dan berkomitment untuk membangun Negeri secara bersama-sama.

"Saya sudah 80 tahun dan tidak bisa se energik dulu lagi. Harapan saya, agar generasi muda Papua dan Aceh ke depan bisa merawat dan menjaga perdamaian yang telah dirajut. Dan kita juga harus memiliki prinsip, bahwa saat berjuang, kita komit berjuang. Tapi pada saat bersepakat damai, maka wajib kita buktikan dengan komitment dan prinsip pada perdamaian," pinta Wali Nanggroe.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Solidaritas Generasi Aceh untuk Perubahan (DPP-SIGAP) Aceh Samsuardi, merespon positif setiap masukan yang disampaikan oleh Paduka Yang Mulia Tgk Malik Mahmud Haythar, untuk bersama-sama ikut mengawal perdamaian dan mempertahankan Lex-spesialis dari kewenangan Otsus dan Keistimewaan yang Aceh miliki.

Samsuardi juga mengatakan, bahwa kita generasi muda Aceh melalui LSM SIGAP akan ikut memperjuangkan butir-butir MoU Helsinki yang belum seluruhnya tuntas.

"Bagi kita, Aceh dan Papua harus bisa menjadi satu kekuatan masa depan bangsa dan menjadi benteng utama dalam menjaga kedaulatan bangsa dan tanah air agar tida tercerai berai. Untuk itu, SIGAP siap bergandengan tangan dengan Mahasiswa Papua di Aceh menjaga kedaulatan bangsa,” ujar Samsuardi.

Selain itu, ia juga menambahkan, perdamaian Aceh dan Papua kedepan harus menjadi contoh terbaik dan referensi bagi dunia, bagaimana suatu negara berkembang memiliki kiat sukses dalam menyelesaikan konflik sehingga kembali merajut perdamaian.

"Kuncinya cuma satu, sikap istiqamah dan konsisten dari kedua belah pihak agar mengedepankan dialog dan kualitas diplomatik dalam menuntaskan butir-butir perdamaian tanpa sikap saling mencurigai," tutup Ketum DPP SiGAP.

Komentar

Loading...