Duta Pariwisata Aceh lulus dengan Predikat Cumlaude di UGM

Oleh
Mahasiswi asal Aceh yang juga mantan duta pariwisata, Riska Nanda Foto ( Dukumen Pribadi)

Yogyakarta, Asatu.top - Mahasiswi asal Aceh yang juga mantan duta pariwisata Aceh Riska Nanda menjadi salah satu lulusan dengan predikat cumlaude pada wisuda periode ke IV UGM tahun 2019 yang dilaksanakan di gedung Graha Sabha Prahmana Universitas Gadjah Mada. Rabu, 24 Juli 2019.

Putri dari pasangan M. Jamal Manyak dan Rafnidar yang dulunya menyenyam pendidikan S1 bahasa inggris di Unsyiah Banda ini Aceh berhasil menyelesaikan study program magisternya di jurusan Kajian Pariwisata UGM dalam kurun waktu 1 tahun 10 bulan.

Putri Kelahiran Banda Aceh ini telah banyak mengukir prestasi di dunia pariwisata. Pernah menjadi Duta Maritim Indonesia Perwakilan provinsi Aceh 2018, Wakil IV Inong Banda Aceh/Duta Wisata Banda Aceh 2014 dan Tersertifikasi sebagai Pemandu Wisata 2012. Selain aktif di pariwisata, Nanda juga aktif di berbagai organisasi menjadi Bendahara II Asosiasi Duta Wisata Indonesia 2017-2019, Sekretaris Ikatan Agam Inong Duta Wisata Banda Aceh dan Ketua Divisi Pemberdayaan Perempuan ESA (English Student Association).

Presenter dan News Reader TVRI Stasiun Aceh periode tahun 2014-2017 itu menyelesaikan thesisnya dengan judul "Strategi Pengembangan Sabang sebagai Destinasi Pariwisata Kapal Pesiar". Kecintaan Nanda terhadap dunia pariwisata Aceh yang menginspirasinya untuk meneliti potensi sumberdaya pariwisata Aceh khususnya sabang.

"Kita perlu memahami apa yang sebenarnya harus dipersiapkan agar dapat benar-benar menjadikan sabang sebagai destinasi kapal pesiar yang memiliki daya saing seperti destinasi kapal pesiar lainnya. Penelitian saya menunjukkan bahwa Aceh memiliki semua hal yang dibutuhkan untuk memajukan pariwisata sabang. Hanya perlu sinergisitas semua pihak agar mimpi ini dapat terwujud" pungkas Nanda.

Adapun hasil penelitian menunjukan bahwa saat ini Sabang memiliki peluang dan kekuatan yang besar untuk menjadi destinasi kapal pesiar dilihat dari berbagai komponen destinasi yang menjadi indikator pengembangan.

Kondisi ini perlu didukung dengan strategi-strategi yang bersifat agresif, yang secara umum dapat digambarkan seperti (a) Memaksimalkan potensi sumber daya alam disekitar wilayah kota sabang yang mudah diakses oleh wisatawan kapal pesiar untuk dikemas menjadi objek dan daya tarik wisata dengan melibatkan masyarakat lokal. (b) Mengemas potensi kebudayaan sebagai daya tarik wisata yang bernilai jual bagi wisatawan kapal pesiar.

(c) Memanfaatkan kewenangan dan akses yang dimiliki oleh BPKS dengan cruise operator untuk memaksimalkan keterlibatan pelaku usaha pariwisata lokal dalam mengelola kunjungan kapal pesiar. (d) Memanfaatkan seluruh dukungan pemerintah dan potensi wilayah untuk memaksimalkan upaya promosi destinasi.

Komentar

Loading...