Nagan Raya, Asatu.top - Mahasiswa Universitas Teuku Umar (UTU) yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi mendesak Pemerintah Nagan Raya Untuk lebih serius memperhatikan desa - desa Terpencil salah satunya Desa Blang lango, Kecamatan Seunagan Timur, Jum'at 01 Maret 2019.

Menurut Ketua HMJ Sosiologi Fisip UTU, Rian Mauliza mengatakan, sangat prihatin atas kondisi Desa tersebut bukan hanya pendidikan saja yang keterbatasan gurunya, juga keterbatasan prasarana kesehatan, pendidikan, pembangunan infrastruktur, dikarnakan jauh dari pandangan pemerintah daerah.

Dalam akses untuk menuju desa tersebut dirinya beserta sejumlah mahasiswa lainnya harus melintasi sungai dengan naik diatas raket dengan biaya 5 ribu per orang dan kendaraan nya , dikarnakan tidak ada jembatan untuk menuju kelokasi, dan jalan pun belum ada aspal masih berlumpur, juga terkait listrik belum tersedianya arus listrik untuk menerangi pemukiman warga dimalam hari, masyarakat masih menggunakan lampu pelita “alias” (lampu panyot).

"Kami pun bermalaman di situ merasakan apa yg dirasakan oleh masyarakat Desa, untuk kebutuhan mandi, buang air, juga susah karna belum tersedianya wc umum dan dirumah warga mayoritas pun belum ada, maka kami dan warga setempat harus berjalan sejarak 100 meter untuk menuju sungai,"

Sangat kecewa atas kinerja dan tanggung pemerintah dalam menyingkapi persoalan yang ada di desa blang langoe yang sampai hari ini masih simpang-siur dan belum mendapatkan pemerataan pembangunan secara komprehensif.

Sebelumnya, Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fisip UtU adakan bakti sosial, dengan tema Pentingnya Pendidikan di Desa Terpencil yang dilaksankan pada desa Blang lango, Senin 25 Februari 2019.

Pada bakti sosial tersebut, Mahasiswa Jurusan Sosiologi mentransferkan ilmu kepada siswa (i) dan membagikan sejumlah perlengkapan sekolah yaitu, buku, pensil, dan sejumlah poster edukasi yang menggambarkan pengetahuan