Besok, Ceceran Batubara di Pantai Peunaga Dibersihkan

Oleh
Ceceran batubara di pantai Peunaga Pasi, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat

Aceh Barat - Ceceran batubara di sepanjang bibir pantai empat desa, Gunong Kleng, Peunaga Pasi, Peunaga Rayeuk, Langung, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat membuat warga setempat resah.

Batubara-batubara tersebut diduga kuat berasal kapal tongkang bermuatan batubara yang terbalik beberapa waktu lalu.

"Batubara-batubara sudah ada sejak seminggu lalu. Pada awal bulan ini. Kemungkinan besar tumpah dari tongkang (muatan batubara, red) yang terbalik saat ada badai seminggu belakang,"  terang warga, Mardianto (30), Jum'at (11/5).

Mardianto yang warga Desa Peunaga Pasi ini tidak tahu menahu perihal kepemilikan batubara-batubara tersebut.

Hanya saja, dia berharap, akan ada yang bertanggungjawab atas tumpahan batubara-batubara tersebut.

"Batubaranya tersebar sepanjang tujuh kilo, daerah pantai di empat desa dari Gunong Kleng hingga Langung. Punya siapapun itu, yang penting dibersihkan," pinta dia.

Senarai dengan Mardianto, Koordinator Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh Barat, Edy Syahputra mengatakan bahwa bongkahan-bongkahan batubara tersebut, selain mencemari juga merusak nilai estetika pantai.

"Iya, milik siapapun itu, yang penting dibersihkan agar lingkungan tidak tercemar. Selain itu, juga tidak sedap dipandang. Pantainya itu masih satu bagian dengan Pantai Lanaga. Sering dijadikan tempat rekreasi. Sekarang karena adanya tumpukan batubara,  tidak indah lagi dipandang," ucap Edy.

Sementara itu, pihak PLTU Nagan Raya, saat dikonfirmasi media ini mengatakan, bongkahan-bongkahan batubara tersebut, jika dilihat dari ukuran (fisik), maka bukan berasal dari kapal tongkang bermuatan batubara yang mereka gunakan.

Namun, narsum (narasumber) yang menolak untuk disebutkan identitasnya, dengan dalih bukan wewenangnya untuk menjelaskan, mengaku bahwa pihaknya (PLTU), akan menurunkan tim untuk melakukan pembersihan di sepanjang pantai yang tercemar oleh bongkahan batubara.

"Pihak kami sudah melakukan koordinasi dengan dinas lingkungan hidup sore tadi. Besok, sekitar pukul 9 atau 10 pagi, kami turunkan tim untuk pembersihan," katanya.

Pembersihan, kata dia, akan dilakukan bersama pihak PT MIFA Bersaudara, sebuah perusahaan tambang yang juga beroperasi di sekitar tempat itu.

Akan ada kesepakatan bersama

Secara terpisah, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Aceh Barat Fauzi, SH mengaku bahwa pihaknya telah turun ke lokasi pada 9 Mei lalu, dan membenarkan telah dilakukannya pertemuan dengan PLTU Nagan Raya dan PT MIFA Bersaudara Jum'at (11/5) sore.

"Benar tadi sore pihak PT Mifa dan PLTU Nagan Raya di ruang rapat kepala Dinas Lingkungan Hidup Aceh Barat sudah melakukan koordinasi. Pihak MIFA hadir pak Rinaldi beserta tim dan pihak PLTU diwakili oleh pak Hidayat," terang Fauzi kepada media ini, Jum'at (11/5) malam.

Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan, seperti dilakukannya penanganan terhadap ceceran batubara yang ada di sepanjang bibir pantai di desa yang dimaksud dengan melibatkan warga serta kepala desa setempat.

Selain itu, akan dibentuk kesepakatan bersama berbentuk Memorandum of Understanding (MoU), mengenai standar operasional (SOP) terkait penanganan dan penangulangan cepat terhadap kejadian serupa.

"Karena bentuk jenis kegiatan (PLTU dan PT MIFA Bersaudara) sama sama batubara," imbuhnya.

Berdasarkan keterangan Fauzi, sebelumnya PT MIFA Bersaudara telah melakukan penangulangan dan penanganan ceceran batubara yang ada di sepanjang pantai tersebut dengan cara mengutip bongkahan batubara bersama warga yang dimotori aparatur desa setempat.

'Pihak PLTU insha Allah besok akan ikut bersama sama melakukan penanganan dan pembersihan," tutupnya.

Komentar

Loading...