Puluhan Seniman Aceh Tampil Meriahkan Pagelaran RRI Meulaboh

Oleh

Meulaboh, Asatu.top - Puluhan seniman dan budayawan tampil memukau penonton pada Pagelaran Budaya RRI Meulaboh yang dilaksanakan Jum'at 20 agustus 2021 malam di Desa Pasie Jambu, Kecamatan Kaway XVI, Kabupten Aceh Barat.

Pagelaran Budaya merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP-RRI) dalam rangka memberikan ruang kreativitas pelaku seni dan budayawan untuk melestarikan budaya lokal di Indonesia dan pada tahun ini di RRI Meulaboh mengangkat tema "Ayo Bangkit Melawan Covid".

Kepala RRI Meulaboh Jaya Maulana Rukmantara, SE, M,Si duduk di depan bersama tamu menyaksikan penampilan para seniman yang tampil seperti Tarian Likok Pulo, Tari Kreasi Baru Panen Buah, Jambo Band, musisi Aceh Said Azmi,

Selain menampilkan sejumlah sangar seni dan budayawan, acara tersebut juga dimeriahkan dengan ajang baca puisi yang disampaikan oleh kepala daerah atau yang mewakilinya tampil di atas pentas seni budaya tersebut

Tampil pertama Wakil Ketua DPRK Aceh Barat H Kamaruddin, SE, membacakan puisi karya Indah Maisarah Alkira bertema "Apa Kabar Indonesia", puisi ini menceritakan sebuah perjuangan pemimpin dan kondisi bangsa Indonesia saat ini.

"Pimpinan berjuang untuk makmur untuk rakyatnya, masyarakat harus sejahtera bagaimana pun caranya meski saat ini kita dalam masa pandemi Covid-19," katanya menjawab MC Darmayani dan Nanda.
Kemudian Sekda Aceh Barat Marhaban, SE, tampil membacakan puisi dengan judul "Merdeka dan Duka", karya anak bangsa ini dibaca mengalir dengan aresmen music gugur bunga sehingga membuat suasana malam hening dan sedih.

Puisinya ini menceritakan pengorbanan pejuang bangsa merebut Kemerdekaan Republik Indonesia dan duka bangsa Indonesia saat ini melawan Covid-19, pengorbanan dan harapan kemerdekaan dari covid yang belum pasti.

"Tanggapan sangat posisitf, karena ini masih dalam suasa Covid-19 sehingga banyak sekali masyarakat kurang hiburan. Sehingga saya membuat naskah puisi ini bagaiaman kita menghadapi covid dan merdeka dari Covid," imbuhnya.

Karena acara ini tidak mengundang kerumunanan karena undangan dibatasi, namun kegiatan disiaran live di Pro 1 FM 97.00 Mhz dan Pro2 FM 90.03 Mhz serta dapat ditonton melalui live streaming yutube rrimeulaboh.

Kemudian, setelah penampilan penyanyi lagendaris Aceh Said Azmi, mebawakan lagu Teuku Umar Johan Pahlawan, tampil pula Wakil Ketua DPRK Nagan Raya Puji Hartini juga tidak mau kalah, ia tampil membacakan puisinya.

Wakil Ketua DPRK Nagan Raya membacakan puisi berjudul "Goresan Kisah Perjuangan" karya Adelia Safar ini menceritakan perjuangan para patriot bangsa yang telah gugur merebut Kemerdekaan Republik Indonesia.

"Pagelaran budaya ini sangat positif, karena kita kangen dengan kegiatan seperti ini untuk mengobati rasa kangen maka ruang ini menjadi sangat bermanfaat bagi semua kita dan masyarakat pendengar RRI," sebutnya sebelum turun dari pangung.

Selanjutnya ada penampilan baca puisi oleh Asisten Adminsitrasi Umum Setdakab Nagan Raya, Mahdali, dengan judul puisi "Membangun Nagan Raya", menceritakan bagaimana perjuangan para kepala daerah berhasil membangun daerah itu.

Kemudian juga disusul oleh Kadiskominfotik Nagan Raya Said Amri, ia membacakan pantun Aceh berjudul "Pelangi", karyanya itu menceritakan bagaimana kondisi Kabupaten Nagan Raya yang mendengar jelas siaran RRI Meulaboh.

"Banyak informasi tentang korona, selalu kami dengarkan sesuai segmen, karena itu kami sangat apresiasi melalui pantun kami sampaikan, bagaimana perasaan masyarakat Nagan Raya terhadap siaran RRI," sebutnya.
Tidak ada acara seremonial, acara tersebut dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan, setiap tamu undangan diwajibkan menggenakan masker dan mencuci tangan sebelum memasuki lokasi acara di halaman kantor RRI Meulaboh.

Turut hadir juga perwakilan Kapolres Aceh Barat, perwakilan Kapolres Nagan Raya, perwakilan Dandim 0115/ Aceh Barat, perwakilan Dandim 0116/ Nagan Raya, beberapa kepala SKPK dari dua kabupaten tersebut serta masyarakat setempat.
Dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Aceh Barat, kemudian pemangku hukum adat dari Majelis Adat Aceh (MAA) Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya, serta Kepala RRI Lhokseumawe, Perwakilan dari RRI Takengon dan RRI Banda Aceh.

Komentar

Loading...