Cerita Rakyat Dari Tripa Makmur

Oleh
IRMA

Asatu.top - Cerita rakyat adalah salah satu bentuk tradisi lisan yang termasuk dalam tradisi lisan verbal yaitu tradisi lisan yang murni berbentuk lisan. Cerita rakyat merupakan cerminan dan memiliki peranan yang penting dalam menyimpan kebudayaan dan mempertahankan eksistensi diri.

Selain itu, cerita juga sebagai sarana penting untuk memahamkan dunia kepada orang lain, menyimpan, mewariskan gagasan, dan nilai- nilai tersebut kepada generasi berikutnya.

Bentuk-bentuk tradisi lisan di atas tidak hanya digunakan untuk mengisahkan sebuah cerita, tetapi juga untuk mewariskan berbagai tradisi dan nilai serta keperluan lain yang mencakup hampir seluruh aspek kehidupan, terkandung wawasan budaya luhur bangsa Indonesia yang sangat tinggi nilainya.

Nilai luhur itu perlu ditransformasikan kepada anak-anak serta generasi penerus yang ada di sekolah. Melalui pembelajaran sastra diharapkan anak mempunyai kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. Cerita rakyat merupakan salah satu bagian dari karya sastra yang perlu ditempatkan pada tempat yang selayaknya.

Oleh karena itu, pembelajaran sastra di sekolah perlu diupayakan secara maksimal.
Tradisi lisan, termasuk salah satunya cerita-cerita rakyat adalah salah satu bentuk kesusastraan lama yang telah ada sejak dahulu.

Tradisi ini tentu sudah memudar di kalangan generasi Z seperti sekarang. Cerita Nyak Tju Puntong adalah salah satu cerita rakyat yang populer dari kalangan masyarakat Tripa Makmur.

Dikisahkan, Nyak Tju Puntong adalah seorang penguasa yang kejam dan zalim. Suatu ketika, rakyat yang bekerja kepada Nyak Tju Puntong sangat menderita dan kelaparan karena persediaan bahan makanan mereka telah habis.

Namun, Nyak Tju Puntong tidak memperdulikan para rakyatnya tersebut.
Tidak sampai disitu, kekejian Nyak Tju Puntong berlanjut pada penyelidikan dan pembunuhan kepada para rakyat yang diduganya telah menjual hasil panen. Padahal, hasil panen yang mereka jual adalah hasil jerih payah mereka sendiri.

Pembunuhan orang-orang ini dilakukan oleh Nyak Tju Puntong karena mereka bertindak tidak sesuai dengan keinginannya. Akhir cerita, saat Nyak Tju Puntong menemui ajalnya tanah seolah menolak kehadiran dari penguasa yang dikenal zalim ini.

Berdasarkan cerita rakyat, saat jasad Nyak Tju Puntong dimasukkan ke liang lahat, tanah menolak jasad ini hingga jasadnya tergeletak kembali diatas tanah. Hal tersebut berlaku hingga kurang lebih 3 tahun jasad Nyak Tju Puntong tidak diterima oleh tanah. Akhirnya masyarakat berinisiatif untuk membuat perangkap dari besi, dan jasad Nyak Tju Puntong dimasukkan ke dalamnya. Selanjutnya, jasad Nyak Tju Puntong dihanyutkan ke sungai oleh warga setempat.
Mungkin banyak dari kalangan pembaca sekalian yang belum mendengar kisah ini.

Karena seperti yang kita ketahui beberapa faktor globalisasi telah membawa generasi muda jauh dari tradisi dan budaya setempat, termasuk tradisi dan kebudayaan daerahnya.

Kedekatan antara generasi zaman ini dengan dunia digital telah membawa mereka kepada arus informasi yang sangat beragam, salah satunya adalah mengenai cerita yang di dengarkan.

Hadirnya berbagai produk digital seperti youtube, instagram, bahkan apikasi musik seperti iTunes, Joox, dan Spotify dengan genre podcast (termasuk di dalamnya berbagai cerita-cerita) tentu akan lebih menarik minat generasi muda daripada mendengarkan cerita-cerita rakyat, seperti cerita Cut Nyak Puntong dari Kecamatan Tripa Makmur, Kabupaten Nagan Raya.

Oleh sebab itu, kebiasaan ini berpotensi mengikis bahkan memusnahkan salah satu tradisi lisan dari kabupaten ini. Dalam situasi seperti ini pula, diperlukan penanganan terbaik untuk mencegah pengikisan tradisi lisan ini, mengingat tradisi merupakan warisan nenek moyang kita yang sangat berharga.

Subjek dalam kasus ini kebiasaannya berasal dari kalangan pemuda, sehingga pemerhati dan pemeran utama dalam pencegahan punahnya tradisi lisan ini seharusnya juga berasal dari kalangan pemuda.

Hal ini dimaksudkan agar upaya-upaya pencegahan punahnya tradisi lisan ini dapat berjalan lancar mengingat pemudan sesama pemuda yang singergis dan sepemikiran.

Menurut pendapat penulis, pelestarian tradisi lisan akan terkenal lebih efektif jika dilakukan kepada anak-anak. Hal ini dikarenakan anak-anak dengan usia yang masih sangat belia belum terpengaruh faktor lingkungan luar seperti kecenderungan berlama-lama dengan gawai. Sehingga, diharapkan ajakan untuk menjaga tradisi sejak dini dapat diterima dengan baik dan melekat dengan kuat didalam hati sang anak.

Beberapa cara melestarikan tradisi lisan kepada anak-anak diantaranya adalah seperti membuat pameran dan pegelaran festival dengan memasukkan acara-acara dengan tradisi lisan didalamnya. Hal ini akan membuat anak-anak merasa senang, karena mereka tak hanya belajar mengenai pentingnya keberadaan tradisi lisan ini, namun juga senang karena festival tak hanya berisi mengenai acara dari tradisi lisan, namun juga tradisi dan hiburan-hiburan lainnya.

Festival ini dapat dilaksanakan oleh Majelis Adat Aceh (MAA), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, atau pemerintah yang bekerja sama dengan mahasiswa(i) dari Jurusan Kesenian misalnya Mahasiswa (i) Institut Seni dan Budaya Aceh.

Selain itu, pengadaan seleksi Duta Wisata (Aceh : Agam Inong) juga harus lebih diperhatikan. Sehingga yang terpilih adalah putra putri terbaik yang berdedikasi tinggi dalam melestarikan tradisi lisan di Aceh, Khususnya di Nagan Raya. Pelatihan dan berbagai perlombaan mengenai tradisi lisan seperti lomba bercerita daerah juga dapat diterapkan, sehingga tersaring para insan yang cinta terhadap tradisi lisan. Lebih lanjut, penulis juga mengharapkan dibentuknya pemilihan “Duta Anak Cinta Tradisi Lisan” disamping pemilihan “Putra Putri Pariwisata” yang notabenenya adalah remaja dengan usia diatas 17 tahun.

Pemilihan duta anak cinta tradisi lisan ini tentu akan memberikan dampak yang luar bisa dalam mempertahankan ke-eksis-an tradisi lisan ini dalam derasnya arus globalisasi dan modernisasi seperti sekarang.

Penulis : QQ IRMA LQ,
Jurusan SOSIOLOGI AGAMA,
Kuliah di UIN AR-RANIRY

Komentar

Loading...