Tekan Penganggur di Aceh, Pemerintah Buka Program Wirausaha Baru

Oleh

Banda Aceh, Asatu.top - Dalam rangka menurunkan jumlah warga miskin dan pengangur di Aceh, Pemerintah melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) setempat menggelar Program Wirausaha Pemula Tahun 2020.

“Ini bertujuan guna meminimalisir jumlah penganggur dan kemiskinan. Sebab wirausaha pemula otomatis orang yang sudah punya kerja, bahkan mampu mempekerjakan orang lain,” kata Dr Wildan Mpd, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Aceh, di Banda Aceh, Jumat, 10 Januari 2010.

Wildan dalam programnya mengajak wirausaha baru yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Aceh dan berusia minimal 17 tahun saat mendaftar, guna berpartisipasi melalui program mulia ini. Adapun pendaftaran dilakukan melalui online dengan mengaksess

http://://bit.ly/wirausahapemula2020

Pendaftaran dibuka sejak 10 hingga 17 Januari 2020. “Ini kesempatan emas bagi putra-putri Aceh yang ingin berbisnis dengan menawarkan diri sebagai  calon pengusaha. Segeralah mendaftar sebagai wirausaha pemula,” imbau Wildan.

Mereka yang mendaftar di online perlu memaparkan sekilas usaha mereka dan prospeknya. Seleksi tahap I dilaksanakan 19-20 Januari, seleksi tahap II (scoring) dilakukan 21-22 Januari. Sedangkan pengumuman final hasil seleksi dilaksanakan 24 Januri 2020.

Untuk tahun ini akan dibantu calon wirausaha di empat titik, yakni Kota Banda  Aceh, Langsa, Bireuen, dan Aceh Selatan. “Setiap titik akan dibantu 60 calon wirausaha,” tutur Wildan. Mereka yang lulus seleksi akan diberi bimbingan oleh Dinas Koperasi dan UKM Aceh, baru kemudian diberi bantuan berupa mesin dan peralatan kerja. Nilainya sekitar Rp15 juta per orang.

Program ini merupakan tahun ketiga dilaksanakan Diskop dan UKM Aceh. Target dinas ini adalah melahirkan calon pengusaha dari tidak ada menjadi ada. Diawali dari pelaku usaha mikro. Dari mikro dibantu lagi menjadi pelaku usaha kecil, lalu dibimbing lagi  menjadi pelaku usaha menengah. “Nah, yang kita sasar tahun ini adalah pelaku usaha pemula dan produktif. Kaum milenial diutamakan. Misalnya, mereka yang usahanya jahit-menjahit kita harapkan mampu menyediakan seragam sekolah atau kaus yang disablon dan bisa sebagai oleh-oleh dari Aceh. Bisa juga yang bergerak di bidang fesyen yang islami, misalnya membuat mukena, kopiah, dan baju gamis,” kata Wildan memberi contoh.

Untuk tahap II, akan dilakukan penyaringan dari sekitar 200 orang menuju 60 wirausaha pemula. Tahap ini menggunakan scoring dan sistem gugur. Setiap  wirausaha diwawancara dan mengisi formulir.

“Hanya mereka yang memenuhi syarat yang dipanggil,” kata Wildan.

Tim seleksi akan menghubungi langsung 60 pemenang yang berhasil lulus seleksi tahap II. Pada tahap II (scoring), yang dinilai adalah: 1) Apa jenis usaha Anda? 2) Apa  yang dilakukan terkait dengan usaha tersebut? 3) Mengapa Anda menekuni usaha dimaksud? 4) Siapa yang akan membeli produk Anda dan seberapa banyak yang akan membelinya? 5) Bagaimana mewujudkan rencana usaha Anda? Wildan menambahkan bahwa tahun ini tercatat 102.632 UMKM di Aceh.

Sedangkan tahun lalu hanya 95.000 unit, artinya meningkat sekitar 7.000 lebih. Tahun 2023 ditargetkan akan ada 224.000 UMKM di Aceh. Program Wirausaha Pemula inilah salah satu jawabannya. Sekitar 65% dari 102.632 UMKM di Aceh adalah pelaku usaha mikro, 32% usaha kecil, dan hanya 2% lebih pengusaha menengah, dan hanya 1% tergolong pengusaha besar. Jadi, sangat logis jika Diskop dan UKM Aceh tahun ini fokus untuk memfasilitasi bangkitnya para pelaku usaha mikro karena jumlahnya paling banyak. (xx)

Komentar

Loading...