Cerita Jimat Dari Abu Peuleukung yang Belokkan Pelor Pengincar Sukarno

Oleh
Foto Istimewa

Nagan Raya, Asatu.top - Saat berjumpa dengan Abu Peuleukung di Meulaboh, Aceh, Presiden Sukarno pernah diberi sebuah kalung dan sebuah siwah atau mahkota berlapis emas.

Abu Peuleukung bernama lengkap Habib Muhammad Yeddin bin Habib Muhammad Yasin atau akrab juga disapa Habib Muda Seunagan merupakan sahabat Bung Karno asal Aceh.

Abu Peuleukung merupakan tokoh kharismatik sekaligus pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia pada pendudukan Belanda dan Jepang. Ia juga dikenal sebagai seorang nasionalis sejati. Makamnya berada di Desa Peuleukung, Kecamatan Seunagan Timur, Nagan Raya.

Konon, dalam sebuah pertemuan dengan Gubernur Aceh Ali Hasjmy, Sukarno pernah menceritakan bagaimana dirinya bisa selamat dari peristiwa penembakan. Saat itu, menurut Sukarno, tidak terlepas dari jimat pemberian Abu Peuleukung.

Cerita itu dirangkum dalam sebuah buku berjudul Abu Habib Muda Seunagan yang diberikan Teungku Marsyul Alam, cucu Abu Peuleukung dari garis keturunan anak Abu Peuleukung bernama Aja Aji Bernun, atau Mak Aji.

"Kalau wawancara, kemungkinan akan memakan waktu lama. Coba lihat saja di buku itu, sudah ada semua," ucapnya seraya memberi sebuah buku yang masih terbungkus plastik, Sabtu 29 September 2018.

Sukarno melanjutkan, kala itu sedang berlangsung salat Idul Adha di Masjid Istana Negara, dimana dia berada di saf paling depan bersama sejumlah pejabat negara lainnya.

Tiba-tiba terdengar suara tembakan dari arah belakang. Tapi target utama penembakan yang tak lain adalah Soekarno sama sekali tak tersentuh peluru. Padahal saat itu diceritakan sang penembak dekat. Namun peluru berbelok. Sang presiden pun selamat dari upaya pembunuhan.

Saat Sukarno berkonsultasi dengan para ahli nujum dari pelbagai daerah di Indonesia, mereka sepakat benda atau jimat menjadi salah satu alasan dirinya lolos dari tembakan.

Mengingat tidak ada benda lain yang dikenakannya saat itu, Sukarno pun berkesimpulan, jimat itu yang telah menyelamatkannya. Namun tentunya semua atas Kuasa Allah.

Kisah yang terbangun antara Soekarno dan Abu Peuleukung yang punya ribuan pengikut setia di Nagan Raya, rupanya tak dilupakan begitu saja oleh keturunan Abu Habib Muda Seunagan.

Ada nama jalan 'Paduka Yang Mulia Presiden Soekarno' di pintu Gerbang Pusat Perkantoran Suka Makmue. Nama jalan itu dikukuhkan Teuku Zulkarnaini, alias Ampon Bang, cucu Abu Peuleukung, saat menjabat sebagai bupati Nagan Raya tahun 2015 lalu.

Malah dalam cerita, Abu Peuleukung pernah berujar "Soekarno itu kita, bagaimana kamu melihat saya (menghormati), seperti itu juga kamu melihat Soekarno'," kata Abu kepada anaknya, Muhammad Hasyim Bugeh.

Dikisahkan, saat bertemu dengan Soekarno, sang presiden juga menanyakan apa ada yang dibutuhkan oleh Abu Peuleukung untuk membantu perjuangannya di Seunagan.

Abu Peuleukung mengatakan, ia menginginkan sebuah kendaraan agar dirinya mudah mengunjungi anak-anak atau para pengikutnya.

Oleh Soekarno, diperintahkanlah seorang staf agar mempersiapkan sebuah mobil Land Rover untuk diberikan kepada Abu Peuleukung.

Sekembalinya ke Aceh, mobil Land Rover yang dijanjikan tak kunjung tiba. Berbulan-bulan Abu Peuleukung tak mendapat kabar mobil yang dijanjikan itu. Suatu hari pada 1959, tersiar kabar Sukarno akan mengunjungi Meulaboh, dengan menumpang kapal ABRI bernama Gajah Mada.

Abu Peuleukung bertekad menemui sang presiden ke Meulaboh, meski dirinya tak mendapat undangan resmi. Soekarno singgah di Pelabuhan Ujung Kareung. Disitu disediakan pula panggung hiburan menyambut kedatangannya.

Ketika Soekarno asik bernyanyi dan menari, tiba-tiba ajudannya melaporkan kehadiran Abu Peuleukung. Mendengar itu, Soekarno menghentikan nyanyiannya dan menyambut kedatangan Abu Peuleukung.

"Ayah!" ucap Soekarno. Sesaat kemudian mereka bersalaman dan berpelukan bagai dua sahabat yang sudah lama tak bersua.

Saat itu, Soekarno sempat menanyakan soal mobil Land Rover pemberiannya. Karena merasa belum mendapat mobil yang dimaksud, Abu Peuleukung menjawab ia belum menerima mobil tersebut.

Soekarno terkejut. Karena sudah tiga bulan lalu ia mengirimkan mobil tersebut lewat Pemerintah Provinsi Aceh. Jadi aneh, bila mobil itu tidak sampai ke Seunagan.

Rupanya, mobil itu sudah sampai ke tangan Pemerintah Provinsi Aceh, namun oleh Gubernur Aceh, Ali Hasjmy saat itu, mobil Land Rover pemberian Sukarno dipakai untuk kebutuhan pemerintahan di Banda Aceh.

Gubernur Aceh saat itu tidak memiliki kendaraan yang bagus. Seminggu kemudian, Land Rover berwana abu-abu sampai ke tangan Abu Peuleukung.

Saat ini, mobil itu masih bisa dilihat di kediaman Teuku Zulkarnaini atau dikenal sebagai Ampon Bang, yang juga salah seorang keturunan Abu Peuleukung, di desa yang sama, dimana Abu Peuleukung dimakamkan.

Saat dikunjungi, kondisi mobil berdebu. Bannya juga kempes. Warna mobil Land Rover Defender 4x4 berplat BL 58 VA itu sudah dipoles dengan cat hijau. Selebihnya, Land Rover pemberian sang presiden itu masih gagah tak termakan usia.

Selain pejuang pada masa kolonial, jasa Abu Peuleukung bagi kedaulatan NKRI dapat ditilik dari kiprahnya melawan DI/TII di Aceh. Abu Peuleukung menentang keras pemberontakan Darul Islam (DI) yang dipantik oleh Daud Beureueh dengan pasukannya Tentara Islam Indonesia (TII) pada 1953 itu.

Komentar

Loading...