Pemerintah Diminta Tinjau Ulang Nomenklatur Fakultas Adab

Oleh

Bandung, Asatu.top – Forum Dekan dan Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia meminta Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk meninjau kembali nomenklatur penggabungan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah karena tidak sesuai dengan rumpun ilmu yang seharusnya.

Hal tersebut merupakan salah satu hasil rekomendasi pada pertemuan Forum Dekan dan Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Asosiasi Dosen Ilmu-ilmu Adab (ADIA) PTKIN se-Indonesia yang berlangsung selama 3 hari, 26-28 Juni 2019 di Grand Aquila Hotel, Bandung.

“Selain peninjauan kembali nomenklatur penggabungan fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, kita juga meminta Pemerintah dalam hal ini Kemenag RI untuk menyelaraskan nomenklatur nama program studi ilmu adab atau humaniora di lingkungan DIKTIS Kemenag dengan Kemenristek DIKTI”,kata Dr Fauzi Ismail MSi selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry, Jum’at (28/6/2019).

Dalam pertemuan tersebut, kata Fauzi forum juga merekomendasi untuk pengurus Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab (ADIA) PTKIN se-Indonesia untuk menyelenggarakan kompetensi nasional tingkat mahasiswa sebelum kegitan Forum ADIA.

“Untuk pimpinan Fakultas forum meminta untuk Mengimplementasikan MoU yang telah ditandatangani bersama, khususnya berkaitan dengan pertukaran dosen dan mahasiswa dalam bidang tridharma”,kata Fauzi.

Selain itu, kata Fauzi pertemuan tahunan ini juga dirangkai seminar internasional dengan tema “Strengthening the Local Intellectual Heritage and Islamic Culture in the Encounter of the Industrial Revolution 4.0” dengan menghadirkan beberapa pembicara internasional, antara lain: Ronald Lukens-Bull (Universitas North-Florida, USA), Sutrisno (UIN Sunan Kalijaga, Indonesia), Dudung Abdurrahman (UIN Sunan Kalijaga, Indonesia), Talal Ahmad el-Awwad el-Hassan (Sudan), Tengsoe Tjahjono (UNESA, Surabaya), dan Ajid Thohir (UIN Sunan Gunung Djati, Indonesia).

Komentar

Loading...